This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 10 Februari 2014

PACARAN

Perdebatan mengenai status "berpacaran/­bertunangan" baik Via dunia maya ataupun dunia nyata , silahkan untuk direnungi :

1. “emang pacaran dalam Islam nggak boleh ya?” | iya, Rasul melarang segala jenis khalwat (berdua-duaan) yg bukan mahram, termasuk pacaran
2. “walaupun beda negara? LDR gitu” | mau beda negara, mau beda alam, mau beda dunia, mau LDR mau tetangga, tetep aja haram
3. “kan pacarannya nggak ngapa-ngapain?”­ | nggak ngapa-ngapain aja dapet dosa, rugi kan? mendingan nggak usahlah
4. “tapi kan kita punya perasaan” | so? punya perasaan nggak buat kamu boleh melanggar hukum Allah yang kasi kamu perasaan
5. “kalo pacarannya bikin positif?” | positif hamil maksudnya?
6. “hehe.. jangan suudzann, maksudnya bersamanya bikin rajin shalat geto” | shalatmu untuk Allah atau untuk pacar? pernah denger ikhlas?
7. “nggak, maksudnya kita, dia kan ber-amar ma’ruf..” | halah, dusta, mana ada kema’rufan dalam membangkang aturan Allah :)
8. “kalo orangtua udah restui?” | mau orangtua restui, mau orangutan, tetep aja pacaran maksiat
9. “katanya ridha Allah bersama ridha ortu?” | wkwk.. ngawur, dalam taat pada Allah iya, dalam maksiat? masak ortu lebih tau dari Allah?
10. “jadi nggak boleh nih? kl dikit aja gimana?” | eee.. nawar, emang ini toko besi kulakan?
11. “terus solusinya gimana? kan Allah ciptakan rasa cinta?” | nikah, itu solusi dan baru namanya serius
12. “yaa.. saya kan masih belum cukup umur” | sudah tau belum niat nikah, kenapa malah mulai pacaran?
13. “pacaran kan enak, nikmat” | iya, nikmat bagi lelaki, bagimu penyesalan penuh airmata nanti
14. “pacar saya udah bilang dia serius sih, 6 tahun lagi baru dia lamar saya” | itu mah nggak serius, sama aja teken kontrak untuk sengsara
15. “pacar sy bilang nunggu sampe punya rumah baru lamar” | itu agen properti atau calon suami? nggak serius banget
16. “pacar sy bilang nikahnya nanti kalo udah cukup duit” | alasan klise, itulah yg cowok katakan untuk tunjukkin betapa nggak komit dia
17. “pacar sy bilang mau nikah tapi tunggu saudaranya nikah dulu” | ya tunda aja hubungannya sampe saudaranya nikah
18. “pacar sy bilang dia siap, tapi nunggu lulus” | alasan yang paling menunjukkan ketidakseriusan­, nggak siap tu namanya
19. “pacar sy siap ketemu ortu sy sekarang juga, tapi sy yg belum siap” | cape deeh (=_=);
20. “ya udah, kakak-adik aja ya?” | wkwk.. maksa banget sih mau maksiat? giliran suruh shalat aja banyak alasan
21. “terus yang serius itu yang gimana?” | yang berani datangi wali-mu, dan dapet restu wali-mu dan menikahimu segera
22. “iya, sy udah putusin pacar, dia mau bunuh diri katanya” | tuh, tau kan mental lelaki pacaran, suruh nguras laut aja lelaki begitu
23. hal terserius yang bisa dilakukan yg belum siap adalah memantaskan diri | bukan justru mengobral diri

Pahamilah agama, kaji Islam, perjuangkan Islam sebagai persiapan, itu baru serius agar pantas dirimu jadi pasangan dan ortu yg baik
cinta ada masanya, pantaskan diri untuknya bukan dengan pacaran, dan syahwat pake badan
kalau siap walau nikahnya harus besok, barulah ta’aruf karena ta’aruf bukan mainan bagi yg belum siap jadi serius bagi yg sudah siap adalah dengan nikah, sementara serius bagi yg belum siap adalah mendekat dan taat pada Allah.

pesan saya buat orang tuanya, anda jangan banga jika punya anak yang PACARAN, masa anda membiarkan anak dalam kemaksiatan, masa anda tega membiarkan anak terjerumus, dan masa juga anda orang tua malah membiarkan anak masuk dalam neraka...

ITU SAJA. semoga bermanfaat

Pendapat para ULama tentang Valentine days

Februari, adalah bulan yang oleh kebanyakan kaum muda selalu dinantikan. Valentine's Day, hari dimana kebanyakan kaum muda merayakannya dengan berbagai macam cara dan acara. Banyak pendapat mewarnai peringatan hari kasih sayang atau Valentine's Day yang biasa dirayakan setiap tanggal 14 Februari. Kontroversi muncul karena tak jarang perayaan hari kasih sayang tersebut identik dengan pesta pora hingga larut malam, bahkan tidak jarang yang menyalah gunakannya dengan pesta seks.

Pendapat para Ulama

Menyikap hal tersebut, Ustadz Haji Trigunawan Hadi, salah satu pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) ketika diminta pendapatnya mengenai Valentine's Day, kepada IRNews menuturkan, perayaan hari Vaelntine tidak sesuai dengan kultur  Indonesia. Terlebih dalam Islam, Valentine's Day cenderung lebih melegalkan pada  kebebasan pergaulan dan melupakan norma-norma yang ada dimasyarakat.

Sedangkan KH Abdul Aziz Syamsuri salah satu Ulama dari Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) masih setali tiga uang. Dia memaparkan bahwa Valentine's day merupakan peringatan atas wafatnya pendeta Santo Valentine sehingga umat Islam tidak pantas merayakannya.

"Mantasa baha bikaumin fahua minhum, barang siapa yang menyerupai kaum itu maka dia termasuk golongannya,dengan dalil tersebut maka haram hukumnya bagi umat Islam untuk berpartisipasi dalam bentuk apapun," ujar Kyai Abdul Aziz.

"Valentine bagi saya tidak sesuai dengan kultur Indonesia dan Islam bahkan cenderung lebih melegalkan terhadap kebebasan pergaulan terutama hubungan yang bukan mahrom, jadi menurut saya seharusnya tidak ada perayaan apapun di Indonesia terhadap acara valentine," ujar Tri

Sementara KH.Nur Iskandar tokoh NU dan piminan Ponpes Assidiqiyah secara tegas mengharamkan peringatan hari Valentine tersebut.

"Yang saya tekankan adalah merayakan, karena bukan hanya hura-hura tetapi ada nilai ajaran agama lain yang masuk dalam proses perkembangan budaya valentin day," tegasnya.

Bukan hanya Nur Iskandar SQ, H.Sulaiman Rais Tokoh Muhammadiah juga mengatakan hal yang sama. Valentine's day lanjutnya, bukan merupakan warisan para nabi, tetapi ajaran dewa Luparcelia yang diteruskan oleh uskup Santo Valentine.[fin-5]